Generasi milenial atau dikenal dengan generasi Y yang akrab dikenal dengan nama generation me. Generasi yang digolongkan oleh banyak pakar, lahir pada tahun 1980 – 1990, atau sekita awal 2000, sampai saat ini.
Ericsson telah melakukan sebuah penelitian dan mencatat, banyak produk teknologi terbaru dan tercanggih selalu berjalan beriringan sesuai dengan gaya hidup masyarakat millennial. Pergeseran perilaku ini diikuti adanya perubahan beriringan dengan teknologi. “Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi,” ujaran dari Presiden Director Ericsson Indonesia Thomas Jul.
Kebanyakan generasi ini menggunakan waktu aktivitasnya di hadapan layar perangkat mobile lebih dari tiga jam sehari. Waktu mereka dihabiskan untuk melihat streaming dapat meningkat menjadi tiga kali lipat. Dari data tersebut, telah menunjukkan bahwa tindak tanduk generasi millennial sudah tidak dapat dipisahkan dari era modernisasi dan teknologi secara online.
Nah, hal ini dapat mempengaruhi gangguan psikologi bagi si anak milenial. Bukan hanya dirasakan oleh orang dewasa, gaya hidup dan perilaku anak milenial juga dapat menyebabkan adanya masalah psikologis. Hal ini dapat mudah pada generasi milenial, terutama oleh remaja yang berada pada tahap usia dewasa muda. Kurang kepedaakan terhadap lingkungan karena IT, menjadi salah satu penyebab adanya kondisi ini. Merasakan perilaku tidak menyenangkan hingga trauma dari di lingkungan sekitar dan keluarga.
Nah, sebenarnya macam-macam gangguan mental atau psikilogis apa saja sih? Yang dapat dikenali? Yuk, simak ulasan berikut :
· Bipolar
Gangguan psikologi bipolar umunya ditandai dengan perubahan suasana hati dan emosi secara drastis sehingga menyebabkan penderitanya mengalami fase manida ataupun fase depresif bertahap. Fase mania dapat dikenali dari perilaku yang menakutkan, ekstrem, penyampaian emosi meluap-luap, dan fase depresif dapat menyebabkan penderitanya mudah sedih, kelelahan kemudian bahagia berlebihan.
Anak mengalami gangguan ini dapat mempunyai energi sangat besar, dan dapat lebih aktif jika perbandingannya dalam keadaan normal. Tapi, ketika disaat yang hampir bersamaan, ia dapat berubah menjadi sangat terpuruk, dan kehilangan minat untuk beraktivitas.
· Gangguan Kecemasan
Anak yang mengalami gangguan kecemasan umumnya dapat menunjukkan tanda-tanda perilaku cemas yang berlebihan, yang susah dikendalikan, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga menurunkan kualitas hidup dan beraktivitas.
· ADHD
ADHD singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder salah satu gangguan yang menyerang pada kinerja fungsi otak dan bisa membuat penderitanya jadi hiperaktif, impulsive dan sulit fokus. Banyak anak yang dapat menyembunyikannya ketika masa sekolah menengah.
Bulimia, anoreksia, dan kecenderungan makan berlebihan telah membanggi dalam 3 jenis gangguan makan yang mudah untuk menyerang anak si generasi milenial. Kondisi ini umumnya dilatar belakangi oleh kadar stres, dan pelampiasannya dengan cara makan berlebihan untuk menemukan ketenangan.
Bukan hanya terjadi pada orang dewasa, depresi dini juga bisa dirasakan pada anak-anak si milenial, apalagi pada remaja yang sedang berada dalam tahap perkembangan dan pencarian jati diri. Jangan pernah mengabaikan depresi, karena depresi dapat memicu adanya kondisi tubuh lain. Semisalnya saja, memengaruhi kesehatan fisik pula. Lebih membahayakan lagi apabila sampai memiliki keinginan menyakiti diri sendiri dan mengakhiri hidup.
Nah, sobat itu tadi beberapa macam gangguan mental atau psikologi yang serig ditemukan pada “Si Milenial” dilansir dari Halodoc.com. Peran penting keluarga juga menjdi hal yang utama dalam mengatasi gangguan psikologi pada Si Milenial. Semoga bermanfaat. Terima kasih.